Pohon trembesi, yang memiliki nama ilmiah Samanea saman, adalah pohon besar yang dikenal dengan kanopinya yang luas dan rindang. Pohon ini sering dijuluki “pohon hujan” karena daun-daunnya akan melipat saat hujan atau ketika menjelang malam, seolah-olah pohon ini “menutup” dirinya. Trembesi berasal dari kawasan tropis di Amerika Selatan dan Tengah, tetapi saat ini sudah tersebar luas di berbagai negara, termasuk Indonesia, di mana pohon ini banyak digunakan di ruang-ruang terbuka seperti taman kota, jalan raya, dan area publik lainnya.

Trembesi dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 25–30 meter dengan diameter batang yang bisa melebihi 1,5 meter, menjadikannya salah satu pohon dengan kanopi paling lebar. Ranting dan daun-daunnya yang lebat membuatnya cocok sebagai peneduh alami, mampu menciptakan keteduhan yang luas di bawahnya. Selain dari nilai estetika dan fungsinya sebagai peneduh, trembesi juga memiliki manfaat ekologis yang signifikan. Pohon ini sangat efektif dalam menyerap karbondioksida (CO₂) dan mampu menyerap hingga sekitar 28,5 ton CO₂ per tahunnya. Karena sifat ini, trembesi dianggap sebagai salah satu pohon yang sangat bermanfaat dalam upaya mengurangi efek pemanasan global dan meningkatkan kualitas udara di wilayah perkotaan yang padat.

Pohon trembesi juga cukup kuat dan tahan terhadap cuaca ekstrem, serta dapat bertahan hidup di kondisi tanah yang kurang subur. Meskipun demikian, karena kanopinya yang sangat lebar dan sistem akarnya yang luas, trembesi membutuhkan ruang yang cukup besar untuk tumbuh dengan optimal. Sistem akar yang kuat ini juga seringkali membuat trembesi tidak cocok ditanam terlalu dekat dengan bangunan atau struktur lainnya karena bisa merusak pondasi.